BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Thermodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem
dan piranti yang ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi
thermodinamika bercakupan jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh kegiatan
manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah
memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan menggunakan energi
tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan kita melibatkan
perpindahan energi dan perubahan energi.
Termodinamika
merupakan cabang fisika yang mempelajari temperatur, panas dan pertukaran
energi. Menurut sejarahnya semula termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang
merangkai kalor dengan usaha mekanik. Tetapi ilmu ini berkembang, meraih
bidang-bidang di luar mekanik. Pada tahap perkembangan sekarang, termodinamika
merupakan akar bagi berbagai cabang ilmu pengetahuan alam.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara
spesific membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi
nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan
lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara
alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta
bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau
penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu proses-proses
kuasistatik, usaha beberapa proses dan beberapa gas
1.3 Tujuan
·
Mengetahui proses proses kuasistatik
·
Mengetahui usaha gas untuk beberapa proses
1.4 Manfaat
·
Untuk mengetahui proses proses kuasistatik
·
Untuk mengetahui usaha gas untuk beberapa proses
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Proses Kuasistatik
Kuasistatik (statik semu) adalah suatu sistem
seolah-olah statis tapi sebenarnya digerakkan/bergerak secara perlahan. Kuasistatik
ini memungkinkan kita untuk menentukan kerja pada sistem gas yang mengalami
turbulensi. Karena, setiap tahapan proses pada kuasi statik dapat kita anggap
setimbang. Istilah lain proses kuasistatik adalah proses reversibel. Hanya
saja, sekarang istilah ini dirasa kurang tepat karena pengertian reversibel itu
sendiri kadang diartikan secara tidak tepat. Syarat proses kuasistatik adalah :
1.
Pada kedaan sistem
tertutup berisi gas ideal
2.
Isoterm (suhu tetap)
3.
Tidak bocor (jumlah mol tetap)
Kerja
reversibel volume dapat ditentukan dengan menghitung integral persamaan kerja W
= F.ds. Persamaan ini dapat diturunkan menjadi:
Contoh gaya reversible
adalah:
∫dW = - ∫F ds
∫dW
= - ∫p A ds ∫dW
= - ∫p dV ∫dW
= - ∫n dV ∫dW
= - nRT∫n dV W
= - nRT (lnV-lnVo)
Sedang dalam proses irreversiebel:
∫dW = - ∫pl dV
Kerja pegas W =
- ∫f dL
Kerja Listrik W =∫v dq
Kerja pemukaan W = ∫γ dA
Dalam proses atau perubahan
sistem, dikenal dengan adanya persamaan keadaan. Persamaan keadaan adalah suatu
persamaan yang mengaitkan variabel-variabel termodinamika yang menggambarkan
keadaan suatu sistem. Artinya, persamaan tersebut dapat digunakan pada berbagai
keadaan sistem dan menghasilkan fungsi yang sama.
Contoh :
fA(XA, YA,
ZA) = 0
fB
(XB, YB, ZB) =0
f (X, Y, Z) = 0
(persamaan keadaan )
Kerja merupakan perubahan
energi yang perubahannya serentak sedangkan kalor merupakan energi yang
mengalir (perubahannya per molekul). Kerja dapat diubah menjadi kalor
seluruhnya, tapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi kerja .
Proses quasistatik adalah proses perubahan keadaan suatu sistem
dimana pada setiap saat, selama proses berlangsung, perubahan keadaan sistem
sangat kecil (infinitesimal) terhadap keadaan setimbangnya. Selama
berlangsungnya proses quasistatik, keadaan sistem pada setiap saat selalu
mendekati keadaan setimbang, sehingga besaran-besaran makroskopis sistem tetap
mencirikan sifat-sifat sistem dan memenuhi persamaan keadaan yang berlaku pada
sistem tersebut.
Contoh:
Suatu sistem apabila diubah volumenya dengan sangat perlahan maka
tekanan dan temperatur sistem akan mengalami perubahan yang infinitesimal,
sehingga keadaan sistem tersebut setiap saat mendekati keadaan setimbang.
Proses perubahan volume sistem ini dapat dikatakan sebagai proses kuasistatik.
Apabila perubahan volume ini dilakukan secara spontan, yaitu dengan
cepat, maka pada setiap saat terjadi perbedaan tekanan yang cukup berhingga
antara satu bagian sistem dengan bagian sistem lainnya, sehingga sistem berada
dalam keadaan tidak setimbang. Proses seperti ini disebut proses yang tidak
quasistatik (nonquasistatic).
Proses quasistatik pada sistem koordinat PVT direpresentasikan oleh kurva-kurva isoterm, isobar, isokhor, atau permukaan PVT. Pada kurva-kurva tersebut setiap titik merepresentasikan keadaan setimbang tertentu dari sistem PVT.
Proses quasistatik pada sistem koordinat PVT direpresentasikan oleh kurva-kurva isoterm, isobar, isokhor, atau permukaan PVT. Pada kurva-kurva tersebut setiap titik merepresentasikan keadaan setimbang tertentu dari sistem PVT.
Proses Proses Kuasistatik
System
dalam kesetimbangan termodinamika memenuhi persyaratan yang ketat sebagai
berikut:
1. Kesetimbangan mekanis . tidak
terdapat gaya tak berimbang yang beraksi pada baagian mana pun dari system atau
pada system secara keseluruhan;
2. Kesetimbangan termal . tidak ada
perbedaan temperature atar pada bagian system atau antara system dengan
lingkungan.
3. Kesetimbangan kimia. Tidak ada
reaksi kimia dakam system dan tidak ada perpindahan unsure kimia dari satu
bagian system ke bagian system lainnya.
Sekali
system dalam kesetimbangan termodinamik dan lingkungannya dibuat tidak
berubah , tidak ada gerak yang terjadi dan tidak ada kerja yang dilakukan.
Namun jumlah gaya eksternal diubah sehingga terjadi gaya berhingga yang tak
berimbang bereaksi pad system ,
Persyaratan
kesetimbangan mekanis tidak lagi dipenuhi dan keadan berikut ini timbul;
1. Gaya tak berimbang dan dapat terbentuk
dalam system ; akibatnya, timbul turbulensi,gelombang dan seterusnya.
2. Sebagai akibat turbulensi,percepatan,
dan seterusnya ini, distribusi temperature tak serba sama dapat timbul atau
dapat juga timbul perbedaan temperature antara system dengan lingkungannya.
3. Perubahan gaya dan temperature yang
mendadak dapat menimbulkan reaksi kimia atau perpindahan unsure kimia.
Jadi gaya
dan temperature yang berhingga dapat mengakibatkan system mengalami keadaan tak
setimbang. Jika kita ingin memerikan setiap keadaan system selama
berlangsungnya proses dengan koordinat system yang berhubungan dengan system
secara keseluruhan , maka proses itu tidak boleh diakibatkan oleh gaya tak
berimbang yang berhingga. Jadi, kita didorong untuk menerima keadaan yang ideal
dengan hanya mengubah sedikit saja gaya eksternal yang bereaksi pada system
sehingga gaya tak berimbang nya san gat kecil. Proses yang dilasankan dengan
cara ideal ini disebut quasisatic. Selama proses quasistatic
berlangsung pada setiap saat keadaan system itu sangat menghampiri
keadaan setimbang termodinamik dan semua keadaan yang dilewati oleh system
dapat diberikan dengan memakai koordinat termodinamik yang mengacu pada system
secara keseluruhan. Proses kuasi-statik merupakan suatu pengidealan yang dapat
diterapkan untuk segala system termodinamik, termasuk system listrik dan
magnet.
2.2 Usaha Beberapa Proses
Termodinamika merupakan cabang fisika
yang mempelajari temperatur, panas dan pertukaran energi. Menurut sejarahnya
semula termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang merangkai kalor dengan
usaha mekanik. Tetapi ilmu ini berkembang, meraih bidang-bidang di luar
mekanik. Pada tahap perkembangan sekarang, termodinamika merupakan akar bagi
berbagai cabang ilmu pengetahuan alam.
Termodinamika mempunyai penerapan praktis dalam semua
bidang IPA dan teknologi seperti halnya dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, dari hubungan dengan cuaca sampai dengan hubungannya dengan memasak.
Gas sering dipilih sebagai contoh
pembahasan termodinamika karena mempunyai sifat-sifat sederhana. Dalam
termodinamika kumpulan benda-benda yang kita perhatikan disebut sistem, sedangkan
semua yanng ada disekitar kita disebut lingkungan .
Usaha Yang Dilakukan Gas
Gambar. Ketika gas ideal di
dalam silinder dipanaskan,pada tekanan tetap
Tinjaulah silinder
yang berisi gas dan mempunyai pengisap yang dapat bergerak tanpa gesekan. Gas
ini akan mengerjakan gaya pada pengisap itu.
Jika luas pengisap adalah A dan tekanan gas adalah p, maka besarnya gaya yang dikerjakan oleh gas pada pengisap itu adalah F = p A. Usaha W yang dilakukan oleh gas dapat dihitung dengan:
W = Fs
Jika luas pengisap adalah A dan tekanan gas adalah p, maka besarnya gaya yang dikerjakan oleh gas pada pengisap itu adalah F = p A. Usaha W yang dilakukan oleh gas dapat dihitung dengan:
W = Fs
W = (pA) Δs
W
= p ΔV
p = tekanan
gas (N/m2),
ΔV = perubahan
volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule).
Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada
ketentuan berikut.
a.
Jika gas memuai
sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas (sistem) tersebut dikatakan
melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah. Dengan demikian, usaha W sistem
berharga positif.
b.
Jika gas dimampatkan
atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga negatif, pada gas (sistem)
diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem berkurang. Dengan demikian,
usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.
Grafik Tekanan terhadap Volume
Gambar. (a) Grafik P–V suatu
gas yang mengalami pemuaian (melakukan ekspansi)
(b) Grafik P–V suatu gas yang
mengalami pemampatan (diberi kompresi)
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat
ditentukan melalui metode grafik. Pada Gambar a dapat dilihat bahwa proses
bergerak ke arah kanan (gas memuai). Hal ini berarti V2 > V1 atau
ΔV > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan usaha terhadap
lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang diarsir (luas daerah
di bawah kurva p –V dengan batas volume awal dan volume akhir).
W = – luas daerah di bawah kurva p–V yang diarsir.
Contoh Soal 1.
Suatu gas dengan volume 0,5 m3,
perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap 4 x 105 N/m persegi, sehingga volumenya menjadi 2 m3. Tentukan besar usaha yang dilakukan gas !
Jawab :
Jawab :
Dik : p = 4
x 105 N/m
V1 = 0,5 m3
V2 = 2 m3
Dit : W.....?
W = p (V2 - V1)
W = p (V2 - V1)
=4 x 105 (2 - 0,5 ) = 6 x 105
Contoh soal 2
Contoh soal 2
Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses
termodinamika ditunjukkan seperti gambar berikut! Usaha yang dilakukan
gas helium pada proses ABC sebesar....
A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
(Sumber Soal : UN Fisika 2010 P04 No. 17)
A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ
(Sumber Soal : UN Fisika 2010 P04 No. 17)
Jawab :
W = luas daerah di bawah grafik
WAC = WAB + WBC
WAC = 0 + (2 x 105)(3,5 − 1,5) = 4 x 105 = 400 kJ
Contoh Soal 3 :
Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai,
seperti terlihat pada gambar.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)
Jawab
:
Diketahui: p = 4 atm, V1
= 0,3 L, dan V2 = 0,5 L.
1 liter = 1 dm3 = 10–3 m3
Dit : W....?
W = p ( ΔV)
= p (V2 – V1)
W = 4 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L)
× 10–3 m3 = 120 Joule.
Proses Termodinamika
Jika variabel keadaan
gas mengalami perubahan, maka dikatakan gas tersebut sedang mengalami proses
termodinamika. Ada beberapa proses termodinamika, tetapi yang akan kita bahas
adalah proses isotermal, isokorik, isobarik dan adiabatis.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah
proses perubahan variabel keadaan sistem pada tekanan konstan. Dari kenyataan
tersebut kita dapat melukiskan grafik hubungan antara tekanan p dan volume V
seperti gambar berikut :
Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P – V
W = p (Va - Vb)
Contoh Soal 1:
Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
Data :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
Contoh Soal. 2
1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27oC dipanaskan secara isobarik sampai 87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2 , gas helium melakukan usaha luar sebesar....
A. 60 kJ
B. 120 kJ
C. 280 kJ
D. 480 kJ
E. 660 kJ
Jawaban :
Dik : V1 = 1,5 m3 ;T1 = 27oC = 300
K; T2 = 87oC = 360 K; P = 2 x 105 N/m2
Dit : W....?
Dit : W....?
W = PΔV
Mencari V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103= 60 kJ
b. Proses Isotermal
Mencari V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103= 60 kJ
b. Proses Isotermal
PV = nRT = C
Perhatikan grafik pada gambar berikut.
Pada proses ini berlaku hukum Boyle.
PaVa = PbVb
Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini
tidak terjadi perubahan energi dalam ΔU = 0.
Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah
kurva, besarnya seperti berikut.
Contoh
soal 1
2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!
Jawaban :
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
2000/693 mol gas helium pada suhu tetap 27oC mengalami perubahan volume dari 2,5 liter menjadi 5 liter. Jika R = 8,314 J/mol K dan ln 2 = 0,693 tentukan usaha yang dilakukan gas helium!
Jawaban :
n = 2000/693 mol
V2 = 5 L
V1 = 2,5 L
T = 27oC = 300 K
Usaha yang dilakukan gas :
W = nRT ln (V2 / V1)
W = (2000/693 mol) ( 8,314 J/mol K)(300 K) ln ( 5 L / 2,5 L )
W = (2000/693) (8,314) (300) (0,693) = 4988,4 joule
Contoh Soal 2 :
Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47 °C sehingga volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Tentukanlah usaha yang dilakukan oleh gas helium.
Jawaban :
Diketahui: T = 47 °C = (47 + 273) K = 320 K dan V2 = 2V1.
Usaha yang dilakukan gas pada proses isotermal:
W = n RT ln (V2/V1)
= (10
mol) ( 8,31 J/mol)(320 K) ln (2V2/V1)
= 26.592 ln 2
= 18.428 joule
Contoh Soal 3 :
Contoh Soal 3 :
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti grafik p – V
berikut.
Tentukanlah:
a. usaha gas dari A ke B,
b. usaha gas dari B ke C,
c. usaha gas dari C ke A, dan
d. usaha netto gas dalam satu siklus.
Jawaban :
Diketahui: pA = pB = 3 × 105
Pa, pC = 1 × 105 Pa, VA = 2 L, dan VB
= VC = 6 L.
a. Proses A ke B adalah proses isobarik. Usaha dari A ke B
dapat dihitung dengan persamaan
WAB = p(VB – VA)
WAB
= 3 × 105 Pa (6 – 2) × 10–3 m3
= 1.200 joule
b. Proses B ke C adalah proses isokhorik. Oleh karena VC = VB,
usaha yang dilakukan gas WBC = 0
c. Proses dari
C ke A adalah isotermal. Oleh karena pC:VC = pA:VA,
usaha dari C ke
A adalah :
WCA
= nRT ln (VA/VC)
= pCVC ln (VA/VC)
= pAVA ln (VA/VC)
(ingat: pV = nRT)
WCA
= (1 × 105 N/m2)(6 × 10–3 m3)ln 3/6
= – 415,8 joule
d. Usaha netto
gas dalam satu siklus ABCA :
Wsiklus
= WAB + WBC + WCA = 1.200 joule + 0 + (–415,8
joule) = 784,2 joule
Contoh Soal 4 :
Suatu gas yang volumenya 1,2 liter perlahan-lahan dipanaskan
pada tekanan tetap 1,5 × 105 N/m2 hingga volumenya
menjadi 2 liter. Berapakah usaha yang dilakukan gas?
Jawaban :
Diketahui: V1 = 1,2 L, V2 = 2 L, dan p
= 1,5 × 105 N/m2.
1 liter = 1 dm3 = 10–3 m3
Usaha yang dilakukan gas pada tekanan tetap (isobarik)
adalah
W = p (V2
– V1)
= (1,5 × 105 N/m2) (2 –
1,2) × 10–3 m3
= 120 joule
Proses Isokhorik
Proses Isokhorik
Proses isokhorik atau isovolumetrik
adalah proses perubahan variabel keadaan sistem pada volume konstan. Dari
pernyataan tersebut kita dapat melukiskan grafik hubunganantara tekanan dan
volum konstan. Dari pernyataan tersebut, kita dapat melukiskan grafik hubungan
antara tekanan dengan volume (p - V) sperti gambar :
Menurut Hukum
Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan persamaan :
atau,
Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ΔV = 0
maka usahanya W = 0.
d. Proses Adiabatik
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik
adalah proses di mana tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem, Q = 0.
Proses ini dapat dilakukan dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan
yang tidak mudah menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun,
bahan-bahan yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik.
p Vγ = C,
atau
p1 V1γ = p2 V2γ
T1V1(γ
–1) = T2 V2(γ –1)
dengan γ = CP/CV =
konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah
kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor
gas pada volume tetap.
Dari kurva hubungan p
– V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses
isotermal.
2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak
tetap.
Oleh karena sistem tidak melepaskan
atau menerima kalor, pada kalor sistem proses adiabatik Q sama dengan nol.
Dengan demikian, usaha yang dilakukan oleh sistem hanya mengubah energi dalam
sistem tersebut. Besarnya usaha pada proses adiabatik tersebut dinyatakan
dengan persamaan berikut.
W= 3/2 nRT−T = 3/2 (p1
V1 − p2 V2)
Contoh
Soal 1 :
Usaha sebesar 2 × 103 J diberikan
secara adiabatik untuk memampatkan 1 mol gas ideal monoatomik sehingga suhu
mutlaknya menjadi 2 kali semula. Jika konstanta umum gas R = 8,31 J/mol K,
tentukanlah suhu awal gas.
Jawaban :
Diketahui: W =
2 × 103 J, T2 = 2T1, dan n = 1 mol.
W = 3/2 n
R (T2 – T1) = 3/2 n R (2T1 – T1)
W = 3/2 n
R T1
T1 =
2W / 3nR = 2(2 x 103 joule) / 3 x 1 mol x 8,31 J/molK =
642 K
Contoh Soal 2:
Contoh Soal 2:
Sebuah mesin memiliki rasio pemampatan 12 : 1 yang berarti
bahwa setelah pemampatan, volume gas menjadi 1/12 volume awalnya. Anggap bahan
bakar bercampur udara pada suhu 35 °C, tekanan 1 atm, dan γ = 1,4. Jika proses
pemampatan terjadi secara adiabatik, hitunglah tekanan pada keadaan akhir dan
suhu campuran.
Jawaban
Diketahui: V2 = 1/12 V1, T1 = 35 + 273 = 308 K, dan p1 = 1 atm.
Diketahui: V2 = 1/12 V1, T1 = 35 + 273 = 308 K, dan p1 = 1 atm.
Untuk menentukan tekanan akhir p2, gunakan
rumus :
p2 = 32,4 atm.
Suhu campuran atau suhu akhir T2 diperoleh
sebagai berikut :
T2 = 308 K (12)1,4 – 1 = 308 K (12)0,4
= 832 K = 559 °C
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Kuasistatik (statik semu)
adalah suatu sistem seolah-olah statis tapi sebenarnya
digerakkan/bergerak secara perlahan. Kuasistatik ini memungkinkan kita untuk
menentukan kerja pada sistem gas yang mengalami turbulensi. Karena, setiap
tahapan proses pada kuasi statik dapat kita anggap setimbang. Istilah lain
proses kuasistatik adalah proses reversible
2.
Adapun proses – proses yang ada pada gas dapat dibagi menjadi : proses
isotermal , proses isokhorik , proses isobarik , dan adiabatik
DAFTAR PUSTAKA
FISIKA untuk SMA/MA kelas XI, Goris Seran Daton, dkk, Penerbit Grasindo. 2007
(http://www.rumus-fisika.com/2014/03/hukum-termodinamika.html)
http://www.e-sbmptn.com/2014/09/contoh-soal-dan-pembahasan-fisika.html
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/usaha-dan-proses-dalam-termodinamika-hukum-termodinamika-1-2-dan-3-rumus-contoh-soal-kunci-jawaban.html